Selasa, 24 Desember 2013

Like a Fork City

Diposting oleh mongyimongyi di 14.46 2 komentar
titel : like a Fork City

kategory : daily


hari ini mataram berkabut...   
mendung...
langit menghitam...
tidak tampak sedikitpun sinar mentari...
hanya gemercik hujan membasahi...
















oh...
aku berasa di kota Fork...
tempatnya para twilight...
dingin dengan suasana suram...

pikiranku mulai aneh....
selalu seperti ini...
aku membayangkan vampir edward cullen muncul dihadapanku...
membaca khayalanku...
dan bella cemburu kepadaku....
ha..ha..ha...
















awan seolah enggan beranjak...
sangat nyaman berdiam di perpaduannya...
dan begitu menikmati airnya yang berjatuhan...















seperti kota Fork....
kota terpencil yang selalu basah....
licin...
becek...
dan tidak ada ojek...















ini menyenangkan....
sambil duduk di beranda Laboratorium...
aku menikmati hawa dingin ini...

Betapa berkuasanya Allah sang maha pencipta...
DIA mampu mengubah segala sesuatu...
semudah membuka dan menutup kedua kelopak mata...
semenit cerah...
kemudian tiba-tiba hujan....
sekarang dingin menusuk....
sekejap nanti panas menyengat...

Indahnya hidup...
penuh dengan kejutan...
tanpa prediksi...


Turide, 24 Desember 2013
Jang Yiq

Jumat, 20 Desember 2013

jung joon yeong 정준영

Diposting oleh mongyimongyi di 09.35 6 komentar
titel : 4D personality

kategory : Joon0_jung / yeong_rock / stardate


ㅎㅇ
포스팅은 쓰고 싶지 않은데요...
진짜요..
나 이게 끝는데 항상 말했으면 좋겠어요... 
안돼거든요....
 왜요?
봐...봐..봐...
귀엽네~~~~



















누구지?..
당신을 이름이 뭐예요?..
전화 번호 뭐예요?ㅎㅎㅎㅎㅎ...



















미남지?
내 생각해 아니아...
멋있는데요...
멋있는것같아 ...

그 정준영이다...
25살입니다...
그는 1989년 인도네시아에서 태어났어요..
록스타야....
슈퍼 스타 K4 TOP3...
그남자의 유일한 개인있어요..
다른 사람 보다 너무 달라... 
그것은좋아해...
다시 봤어요....




데뷔 2013년 10월 10일..
이노래 이별10분전...
뮤직비디오에서 준영하고 부인은 함께 했었어요...
ㅇ..ㅇ..귀여워요...
보시죠...


처음 봤는데 정준영씨의"우리 결혼 했어요" 프로그램에서 이상한 사람이 생각해지만
재미있었어요....
정정 부부 귀엽네~




불후의 명곡 2 프로그램 에서 정준영씨의노래 했는데 그목소리가 록이야...
다른 무대를 많이 있었어요...


이제 1박2일에서 병합했었어요...
이사람은 아주 대접해군요...




















날보로와요에서 추석 스페셜을 준영하고셋명 아이들은 함께 있었어요...
이안과해이든과린컨이라고 있습니다...
재미있는데요...

오래 시간이 좋은것같아요...
너무 마음이 들어요...







투리드, 2013년 12월 20일
장 이










Sabtu, 14 Desember 2013

sulit Dan menyenangkan...

Diposting oleh mongyimongyi di 11.14 6 komentar
titel : level 2 menuju level 3

kategory : interest / daily


안녕하세요......
hore...















ini coretanku...
menempuh level 2 bahasa korea...
belajar otodidak yang tergantung mood...
hasilnya...
masih jalan ditempat...

bahasa korea selalu menyenangkan untukku...
karya seni sang raja sejeong....
writing, reading, and speaking.....

target...
level basic...
karena mungkin untuk tingkat mahir terbilang sulit...
tapi aku akan mencobanya...

pasti bisa....
I can do it.... 

할 수 있어요.....
열심히 할거예요...
화이팅....!!

Turide, 14 Desember 2013
Jang Yiq





Jumat, 13 Desember 2013

Cute Sock

Diposting oleh mongyimongyi di 08.39 0 komentar
titel : cute sock

kategori : Feeling

hello...
sudah larut malam...
sekitar jam 23.00 waktu Indonesia Tengah...
this time for sleep...
setelah seharian beraktivitas...

sekarang musim penghujan...
tiap hari tanpa terkecuali bumi di guyur air...
dingin...dingin...dingin... 
dan...
akhir-akhir ini kebiasaan lamaku muncul kembali...
tidur harus menggunakan kaos kaki...

imut ya....
kaos kakiku....
Hijau adalah warna kesukaanku...

kasihan kakiku...
hari ini tiada henti aku menggunakannya...
melangkah dan terus melangkah di Laboratorium...

Alhamdullilah....
kakiku hangat sekarang.....
mudah-mudahan tetap sehat ya...
Kakiku....

Good Night....
잘자요 여러분.....
Have a nice dream.....

jaga kesehatannya saudara-saudaraku...
mencegah lebih baik dari mengobati..
pastikan bawa baju hangat ketika keluar rumah...





Sembada Asri, 13 Desember 2013
Jang Yiq

Selasa, 10 Desember 2013

Berkeliling dunia di Gramedia

Diposting oleh mongyimongyi di 13.13 0 komentar
tittel : Berkeliling dunia di Gramedia

kategori : hobby / interest


Bermalam minggu ditemani gudangnya ilmu...
Disambut megahnya gedung Gramedia...
Asyik...

Dengan tampang berdompet tebal..
kami melangkahkan kaki memasuki pintu utama ini...
seperti akan memborong banyak buku...
tapi tujuan sebenarnya...
hanya sekedar survei harga...
ha...ha..ha...








Entah mengapa..
Mataku selalu berbinar ketika berhadapan dengan tumpukan buku...
Tidak henti-hentinya aku menjamah setiap helaian lembar di setiap rak...aku menggila ingin memiliki semua buku-buku yang terpajang...
selalu ada kepuasan tersendiri setiap aku mampu membelinya...
tapi apa daya...
bulan ini, Desember 2013...
Aku tak sanggup membawa pulang satu bukupun...



Buku adalah jendela dunia...
Begitu kata pepatah...
Dan memang Benar...

Berawal dari Gramedia...
Malam itu, aku jalan-jalan keliling dunia...
Walau hanya di atas secarcik kertas...
Aku cukup puas meskipun tidak sepenuhnya...

dua jam menyusuri setiap deretan rak...
dan anehnya tidak membuatku lelah dan jemu...
Buku memang teman kencan terbaik....
최고야...짱..짱...짱...!!!

Bulan depan...
pasti aku akan kembali ke sana.....
기다릴거예요...ㅋㅋㅋㅋ

Cakranegara,  10 Desember 2013
Jang yiq


Senin, 09 Desember 2013

Singkong Choco Milk

Diposting oleh mongyimongyi di 10.22 0 komentar
tittel : Simply Singkong

kategori : food / Daily

Rezeki di malam hari...
walau hanya sekedar karbohidrat pengganti nasi...
sederhana namun berarti...
karena ini adalah kreasi...

Berpikir...
Bagaimana membuat Singkong yang biasa ini menjadi sajian setara menu bintang lima...
atau mungkin, paling tidak...
Rasanya tidak membosankan di lidah...


kemudian aku mencoba membongkar isi kulkas...
barangkali ada keju, atau coklat dan mungkin sedikit susu kental manis yang masih tersisa...
senyumku mengembang...
semua yang aku butuhkan tersedia lengkap...

pikiranku melambung....
membayangkan lumeran keju di atas singkong rebus panas...
ditambah taburan coklat dan siraman susu kental manis.... nikmat.....!!!
tapi sayang...
kejunya  sudah terlanjur rusak..
괜찮아요....

시작하시죠....
Let's do it...

pertama...
singkong di rebus sampai matang....
kemudian di potong-potong sembarang....

kedua...
siram dengan susu kental manis dan taburi coklat (Choco Chips)...


ketiga....
singkong choco milk tersaji...


mudah dan simpel...
tambahan keju pasti akan lebih mantap !!!
Selamat mencoba.....

Sembada Asri, 09 Desember 2013
Jang Yiq




Sabtu, 07 Desember 2013

Sakura di negeri Tropis

Diposting oleh mongyimongyi di 11.02 2 komentar
titel : sakura di negeri tropis

kategory : journey / daily

perjalanan pulang di bawah terpaan mendung nan berawan..
tepian jalan Majapahit dihiasi deretan pohon-pohon berbunga mekar...
helain mahkota bunga yang berguguran indah bak salju berwarna...
yang membuatku mengerling, mengalihkan fokus dari jangkauan pandangan...


sakura...
aku memberinya nama...
nama palsu yang sebenarnya sudah mempunyai nama...
tapi entah apa namanya...

aku berhenti sejenak di tepian trotoar..
sengaja aku berdiri di bawah taburan guguran bunga berpink muda...
serasa menginjakkan kaki di Tokyo...
atau mungkin di Seoul...
indah rasanya walau hanya di dalam khayalan yang sekejap...

sakura berguguran....
gugur yang membuat disekeliling pohonnya teramat cantik...
bukan terlihat sebagai sampah..
tapi lebih kepada seni tak ternilai...

karena manusia tidak mampu membuat yang seperti ini...
hanya Allah SWT pencipta keindahan ini...

"nikmat Tuhan yang manakah yang engkau dustakan" (QS. Ar-rahman)


07, Desember 2013
Jang Yiq

Jumat, 06 Desember 2013

singkong pedas manis tanpa rasa pedas dan manis

Diposting oleh mongyimongyi di 13.44 2 komentar
titel : singkong pedas manis tanpa rasa pedas dan manis

ketegori : Food / Faniyah

minggu kemarin, hari kamis sore. Agenda bulanan halaqoh minggu keempat bulan november terlaksana tanpa aral melintang.
Bertujuan mengasah skill memasak ditambah hobi makan, terciptalah sebuah hidangan sederhana tapi membawa nikmat walau rasanya tidak semantap keripik kentang dan segurih keripik singkong.
Hasil kreasi para calon ibu-ibu ,,,#mbk sumi, mbk Arni, mbk Zuhri, dan saya (yiQ), dan ditambah resep rahasia sang murrobi tercinta.
sebuah kebetulan yang manis, member yang sudah menikah (mbk ely, mbk laily, mbk ida, dan mbk nunung) tidak ikut nimbrung...


pertama...
siapkan bahan utama :
- singkong
  singkong direbus atau dikukus sampai empuk. kemudian diiris melintang tipis tapi jangan terlalu tipis.
  

selanjutnya digoreng sampai berwarna keemasaan alias golden colour....

proses penggorengan
dan hasilnya....keriuk..keriuk..renyah...

singkong matang golden colour
 Kedua...
 sediakan bumbu-bumbu sebagai berikut :
- gula merah
- cabai
- terasi
- bawang putih
- garam
- penyedap rasa
*** ingat, takarannya disesuaikan saja dengan bahan utama alias dikira-kira dan jangan lupa gunakan feelingnya. nah, ini cara ampuh untuk berlatih menajamkan feelingnya terhadap rasa masakan, udah cukup apa belum ya bumbunya? atau sekedar berperasaan enak atau tidak ya?. begitulah kira-kira...

proses penggilingan bumbu secara tradisional, menggunakan cobet batu, mantap..!!!

ketiga...
Tahap pencampuran singkong goreng dan bumbu pedas manis yang sudah halus sambil dipanaskan di atas api kecil dan minyak gorengnya sedikit saja.
lupakan insiden kami ketika memasaknya, api kompor terlalu besar akibat dari kompor gas yang doll. walhasil ada sebagian keripik yang gosong, tapi tidak banyak...tenang...!!!


keempat....
Penyajian singkong pedas manis tanpa rasa pedas manis di atas piring cantik...




sekian....
resep singkong pedas manis tanpa rasa pedas dan manis...
selamat mencoba....

Babakan, 28 November 2013
Jang Yiq


Sabtu, 02 November 2013

PROGERIA

Diposting oleh mongyimongyi di 08.49 0 komentar




Aku menatap lemah ayah yang tertidur pulas disampingku. Sudah sebulan aku terbaring di rumah sakit. Diusiaku yang sepuluh tahun, secara mendadak aku mengalami serangan jantung.
Aku mengelus lembut pipi ayah, terasa gurat kelelahannya di kulit tanganku yang keriput. Tidak seyogyanya ayahku menghabiskan waktu mudanya untuk merawat hidupku yang tak berharapan. Dokter memvonis, jatah nafasku mungkin hanya bersisa empat tahun lagi. Namun ayah tidak menyerah dengan pengobatanku yang tampak sia-sia.
“ayah,,aku ingin pulang!” suaraku lirih membangunkannya. Tubuhku yang kaku berusaha aku gerakkan untuk sekedar terduduk. Sangat membosankan terus berada di rumah sakit ini. Aku ingin menghirup bau selain obat-obatan. Aku suka harum rosemary. Aromanya menusuk lembut penciumanku, membuat aliran darahku terasa berdesir ke seluruh tubuh.
“tentu saja kita akan pulang, tapi Ayas harus janji dulu sama ayah. Ayas harus sembuh!” bujuk ayah. Ayah membelai kepalaku yang gundul. Aku mengangguk dalam kepiluan, karena aku tahu pasti aku tidak akan pernah sehat kembali. Kematian adalah satu-satunya jalan untuk melepaskan diri dari jerat penyakit langka ini.
***
Tiga anak kecil kejar-kejaran di padang ilalang itu, terkawal pohon-pohon cemara tinggi menjulang. Tempat terpencil dan lebih tepat disebut hutan. Mereka tampak sangat menikmati hawa rerumputan yang segera menembus indra penciuman. Tertawa lepas layaknya anak belia sungguh sangat menyenangkan. Seakan-akan ingin melanggar kodrat manusia untuk menjadi tidak dewasa. Kata orang bijak, dewasa itu memang enak tapi terlalu rumit untuk dijalani. Aku mengamatinya dari beranda rumah seorang diri. Anak siapa yang berani bermain di hutan seperti ini batinku tak melepaskan pandangan dari mereka. Apakah mereka sama sepertiku?, Terkucilkan dari peradaban ini.
Angin dingin menyergap  tulang. Mantel putih aku tutup rapat-rapat membungkus tubuh. Penutup kepala rajutan buatan ayah, aku raba-raba membenahi. Aku belum terbiasa dengan hawa dingin di negeri awan.  Semenjak pulang dari ruang perawatan, ayah membawaku pindah ke gubuk asing di atas bukit berhutan. Udara di sini sejuk bersih yang membuatku mungkin panjang umur.
“ayok masuk,,sudah gelap!” ayah berteriak dari dalam rumah. Aku menoleh sebentar ke sumber suara, mengangguk. Saat aku memandang ke depan lagi, anak-anak itu menghilang begitu saja, entah mereka pulang kemana.
Aku meringsik masuk. Semilir angin petang sempat membelai raga sebelum pintu rumah aku tutup rapat.
“Ayah…apakah tempat ini dekat pemukiman?” tanyaku seraya duduk di sofa dekat perapian yang setia menyala dan memberikan kehangatannya.
“tidak, rumah warga berjarak tiga jam dari sini. Apa ada sesuatu?” nada khawatir ayah muncul lagi, dia menatap cemas kearahku.
“tidak ada apa-apa kok…” aku menggeleng menyangkal menyilangkan kedua tanganku dan dibumbui senyuman untuk menghilangkan kerisauannya.
“lalu siapa anak-anak kecil tadi?” wajahku mengerut, memikirkan berbagai kemungkinan cara tiga anak itu muncul di padang ilalang.
“alien?” aku tiba-tiba berdiri sembari kedua telapak tanganku menutup mulut yang menganga terkejut.
“tidak…tidak…tidak mungkin!. Tubuh mereka tidak hijau, tidak ada antena pula. Tangannya dua, kakinya dua. Bahkan mereka memakai pakaian seperti aku” suaraku pelan parau. Sibuk sendiri dengan imajinasiku yang teramat jauh.
“buang pikiran anehmu itu, cepat makan sini!”, Ayah seolah bisa membaca otakku, ternyata dia mengamatiku sedari tadi. Khayalanku tidak kalah unik dengan bentuk tubuhku yang mengerikan.
“ayah, mengapa kita harus tinggal di atas bukit hutan ini? bahkan  Aku tidak satu spesies dengan Edward Cullen” keluhku. Ini mungkin desahanku yang seratus kali aku lontarkan pada ayah sejak sebulan kami ditempat ini.
“karena udara di sini bagus untukmu, sayang” ayah merentangkan tangannya sambil mengambil oksigen dan menghembuskan nafas. Akupun iseng mengikuti cara ayah dengan cekikikan, terlihat sangat lucu ekspresi ayah dengan mulutnya yang sengaja di moncongkan.
***
Ayah berangkat ke kota, persediaan makanan kami hampir habis. Aku duduk termangu di dekat jendela kamar yang terbuka. Ilalang yang melenggok-lenggok karena terpaan angin merupakan hiburan tersendiri di tempat sunyi ini. Aku tidak takut sendirian, karena aku sudah terbiasa sepi.
Aku mulai meniru gaya ayah yang tadi malam. Kedua tangan aku rentangkan dan menikmati udara yang segar dan bersih.
“benar apa yang dikatakan ayah” batinku. Aku tersenyum, ayah memang tidak pernah berdusta kepadaku. Sekarang aku mengerti, mengapa ayah menempatkanku di titik ini.
Aku merasakan aliran darahku. Entah mungkin perasaanku saja, tapi aku menghayati setiap desirannya mengalir ke seluruh tubuhku. Jantungku dapat jatah juga, “terimakasih tuhan, terima kasih ayah, terima kasih darah” gumamku ceria.
“ayas !, ayas !” suara desahan menyebut namaku, membuyarkan konsentrasi.
Aku terperangah, menoleh kesana kemari mencari sumber bunyi itu. seperti suara seorang wanita paruh baya.
Suara panggilan itu makin jelas tertangkap telingaku. Keberanianku tidak menciut. Aku melangkah keluar rumah, merambah ilalang-ilalang yang tingginya hampir sama dengan dadaku. Aku berjalan terseok-seok, mataku sibuk bergerak mengawasi sekitar, dan saat aku menyibak ilalang terakhir, aku tersentak, penglihatanku terbelalak, kedap kedip tanpa berhenti. Aku terkulai, kakiku yang rapuh terlemas tak mampu menopang badanku yang ringan. Aku sangat jauh terseret sampai ke tepian sabana.
Hamparan kunang-kunang melayang terbang di depan mataku, Sungguh indah. Mereka menyala warna warni, menari di angkasa bagai menyambut kedatanganku.
“Ayas anakku, selamat datang!” seru anggun penuh kharismatik. Seorang bak puteri dengan gaun putih terurai meraih tanganku yang mengkerut.
“Ibu…ibu…ibu!. Aku sudah lama menantimu!” kataku lirih. Ibuku tersenyum hangat menyambutku dengan pelukannya. Dia membelai sayang kepalaku yang tak berambut dan mencium keningku yang bertulang.
“Ayas, dengarkan baik-baik apa yang akan ibu sampaikan!. Kamu adalah anak ibu yang paling gagah di dunia ini. Ibu bangga melahirkanmu. Bertahanlah dengan ujian yang tuhan berikan untukmu karena tuhan tahu kamu akan mampu menghadapinya. Jangan pernah menyerah dengan hidupmu, karena itu terlalu berharga untuk dihabisi dengan penyesalan. Berjanjilah demi ibu dan ayahmu!” bisik ibu ditelingaku.
Aku mengangguk tak mampu berkata-kata. Air mataku terlampau tumpah membungkam mulutku untuk terbuka. Kemudian serasa tangan mungil menyentuhku dari belakang. Aku menoleh, mereka anak-anak seumurku yang bermain di padang ilalang. Mereka tersenyum kepadaku, dan berlarian kembali di tengah kunang-kunang yang berhamburan.
“siapa mereka ibu?”
Ibu memandangi ketiga anak itu penuh kasih sayang, “itu kamu sayang!. Lihatlah yang satu itu, dia sik ceria selalu tersenyum walau dia kesakitan. Yang kedua, dia sik penurut. Dia anak yang patuh, tidak pernah membangkang dan taat pada ayahnya. Dan terakhir yang ketiga, dia sik ganteng. Ganteng hatinya, tidak sombong dan suka menolong” gumam ibuku bangga, menunjuk satu persatu.
Aku tidak mengerti. Bagaimana bisa mereka adalah aku, sedangkan aku tidak mirip mereka. Mimikku mengernyit bingung dengan penjelasan ibu.
Ibu menatapku senang melihat setumpuk keheranan di wajahku. Dia terduduk dan mensejajarkan diri dengan tinggiku sambil mengusap-usap kedua lenganku.
“Ayas sayang, hiduplah bahagia anakku!. Maafkan ibu tidak bisa berada disampingmu” ucapan terakhir ibuku. Sosoknya memudar transparan, kemudian menghilang dihadapanku. Begitupun dengan ketiga anak itu, lenyap tak berbekas.
“ibuuuuu…!” teriakku. Tangan kecilku sibuk menghempas-hempaskan udara mencari raganya. Aku tersedu, menangis merindukannya.
“yas, Ayas…!” ayah mengguncang halus tubuhku. Aku tersadar, kucuran peluh membasahi tubuhku. Nafasku tersengal-sengal, sangat kelelahan. Air mataku luruh merintih.
Ayah segera menenangkanku “tidak apa-apa, itu hanya mimpi, sayang!” ujar ayah. Ayah memelukku, mengusap-usap punggung dan kepala botakku. Aku memegang ayah erat. Membenamkan tubuh mungilku dalam rangkulannya.
Sejak mimpi itu, aku rajin berobat walau pada kenyataannya sia-sia. Selalu tersenyum di depan ayah, tidak menampakkan kesakitan yang sebenarnya progeria ini menjalar di tubuhku. Dan sebagai laki-laki yang beranjak remaja, aku mulai memperhatikan penampilan yang tak akan tampak di depan kaum hawa.
***
“ayah, aku ngantuk. Bisakah ayah menggendongku?” pintaku lesu. Tubuhku bagai remuk rasanya. Persendian dan tulangku sudah terasa berpisah dari penyatuannya.
Ayah menaruhku di punggungnya. dia berdendang untukku. Ini pertama kalinya aku mendengar ayah bernyanyi, merdu sekali membuatku terlelap, tidur dengan tenang. Suara ayah perlahan menjauh dari pendengaranku, terdengar samar meski tidak menghilang.
“sayang, Ayas sayang…bangun!, kita pergi jalan-jalan yuk…!, cuaca hari ini benar-benar cerah” ucap ayah parau. Tubuh ayah gemetar, aku merasakan ketakutannya kehilangan diriku.
“ayah, aku menyayangimu” suaraku melemah seperti berbisik. Aku terkulai, peganganku melemas.
Air mata ayah tidak terbendung lagi, luruh mengalir tiada henti. Dia masih berdiri menggendongku dan melanjutkan nada lagunya yang merintih.
***
Ayah, terimakasih atas semua pengorbananmu. Engkau menghabiskan sisa mudamu karena hasratku untuk hidup yang sangat tinggi semata-mata karena diriku yang terbuang. Aku begitu menyusahkan, bukan?. Aku hanya bisa hidup tanpa tahu kesulitan yang engkau hadapi. Aku tersenyum di atas air matamu yang mengalir. Aku berpikir, apa yang pernah aku lakukan untukmu, ayah?. tidak ada yang aku perbuat. Aku hanya beban berat yang selalu engkau pikul.
Ayah, aku bahagia hidup bersamamu. Aku terharu bertemu Ibu meskipun dalam mimpi singkatku. Aku senang memandang bayanganku yang sempurna di khayalanku. Ayah, aku bangga memilikimu.
Mari kita hidup bahagia!, hapus pilu dan kepedihanmu. Ayah, Ayas akan bertahan untuk menempati janji agar tetap disampingmu. Aku akan berusaha melawan progeria ini. walau mereka  terlalu ganas untuk kutaklukkan. Meski Setiap detik tanpa ampun mereka menyerang seluruh tubuhku. Tapi Antibodiku tak akan menyerah tanpa syarat.
Ayah, I love you,,!!
The end
Mataram, 16 september 2013
Penulis. Jang Yiq



.




 

mongyimongyi !! Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea