sesuatu kegiatan yang tidak dimulai dengan bacaan "bismillahhirrohmanirrohim" mungkin tanpa sadar kita akan menemukan sesuatu yang ganjil selain tidak adanya berkah dalam kegiatan tersebut.
bacaan yang memilki arti "dengan nama Allah yang Maha pemurah lagi Maha penyayang" ini seakan menjadi sebuah mantra yang wajib kita baca ketika memulai suatu kegiatan.
kisahku kemarin adalah bukti dari kekuatan bacaan ini, berbagai peristiwa yang sepertinya sederhana tapi cukup menguras kesabaran. berawal dari pagi yang mendung, saya mulai dengan memanaskan JAE-O (motorku), ketika mulai stater kaki,,knalpot mengeluarkan bunyi bom meledak ''darrrrrrrrrrrrr,,,,,," memang ini terjadi setiap pagi,,,hehehe,,sampai malu sama tetangga karena sering kaget dengan suara JAE-O yang certar membahana walau tak disengaja. kadang aku harus berlari masuk rumah dan mengintip dari jendela sambil mendengar gerutu para tetangga yang mendengar,,,sungguh kasihan banget.
kemudian kisah kedua berlanjut, dengan santai saya mengendarai JAE-O sambil menikmati angin sepoi-sepoi, tiba-tiba saya ditabrak dari belakang oleh motor lain. untung yang nabrak cewek,,jadi ketika sik cewek ini minta maaf, ya,,,luluh dah hati kesalku. dengan senyum sok ramah aku hanya mengangguk menerima maafnya. walhasil lecet lagi sik JAE-O,,,mungkin udah nasibnya kali ya,,,
dari tadi malam pagi-pagi sekali berniat mencari buku "modul tarbiyah islamiyah", sumpah susah banget cari yang jual dan yang punya buku ini. ke toko buku satu sampai ke mataram mall tidak ada satupun yang mengenal buku ini, bahkan "titian hidayah" yang khusus menjual buku-buku islami kehabisan stock. tapi alhamdullilah,,,Allah selalu membuat di jalan dakwah ini,,ternyata tetanggaku seikhwah punya buku ini,,toeng,,toeng,,nyari jauh-jauh,,,relain habis pulsa buat sms kenalan tahu-tahu disebelah rumah ada ukhti intan yang punya. maklum saya kan tidak kenal dengan ukhti satu ini tapi beruntung teman sekamarku kenal dekat dengan dia. masalah selama sebulan terpecahkan. nah,,,paginya berniat pergi memotocopy, karena sangat urgen ni buku,,tapi sebelum ke tukang fotocopy, saya berniat untuk terakhir kalinya mencari buku ini di toko buku airlangga, hasilnya nihil. akhirnya aku pergi fotocopy saja. tempat fotocopy pertama, emang target awal kesana,,,sesampai di sana saya ditolak mentah-mentah "maaf mbak, layar sentuh mesin fotocopynya lagi rusak, jadi saya tidak mungkin memotocopy buku setebal ini, silahkan ke ampenan saja mbak!" "what !!! ampenan!!, jauh banget hanya untuk fotocopy. padahal perjalananku ke Exel print (nama tempat fotocopy itu) melewati berpuluh-puluh tempat fotocopy, ngapain gue pergi ke ampenan" gerutuku dalam hati ni...hehe. berpikir dan berpikir (ribet amat sih..) saya memutuskan untuk mengcopy di tempat lain yang sudah ku lewati tadi demi exel print, alhamdullilah masalah copy buku selesai.
kembali lagi dihadapkan dengan sedikit masalah. nyampai di LAB tempatku kerja. gara-gara agak sedikit hitung-hitungan ni,,maklum ngirit udh tanggal tua persediaan menipis. sebenarnya ada ijazah S1 bapakku yang perlu di copy juga tapi saya berpikir karena hanya 5 lembar jadi saya copy di LAB saja kebetulan ada printer yang langsung bisa copy. setelah nyampai LAB, langsung aku serbu mesin printer, dan pertama menyecan ijazah bapakku. ketika mau di copy,,,toeng,,toeng,,,mesinnya tidak respon,,,katrik printer rusak,,,buehhhhhh,,,,,,. rekan kerjaku pun angkat suara "di seberang jalan ada tempat fotocopy yiq, kesana saja!" sarannya. baiklah dengan berat hati (sungguh berat,,,) aku pun ke tempat fotocopy itu sekalian langsung ke UT (baca :Universitas Terbuka). sampailah di tempat fotocopy sebrang jalan, turun dari motor "dek,,mau fotocopy!",,sudah mengeluarkan ijazah dengan semangat dari tas "oh,,maaf mbk,,,petugasnya lagi keluar,,ke babakan (nama tempat) saja mbk!"saya menarik nafas lemas wuihhhh. terpaksa harus ke babakan yang jaraknya 1 kilo dari LAB.
tancap gas lagi sik JAE_O sambil bertanya sendiri dalam hati, "dimana tempat fotocopy di babakan"lirik kiri lirik kanan"eh,,ketemu juga. lagi-lagi parkir JAE-O dan mengeluarkan ijazah dari tas, ternyata mesin fotocopynya lagi bermasalah, mungkin sekitar sepuluh kali petugas fotocopy mengutak atik, membuka kembali mengutak atik lagi menutup dan mencoba lagi terus dilakukan sampai saya akhirnya tersenyum sendiri mengingat perjalanan pagi ini "sungguh sangat sial hari ini"tak sengaja menyebut kata SIAL langsung beristigfar menenagkan diri "karena tidak ada hari buruk, hari jelek, ataupun hari sial. Allah sudah menciptakan setiap hari itu baik"mentaujih diri sendiri. sekitar 15 menit menunggu mesin fotocopy itu berfungsi juga, tapi harus mengantrre lagi,,,baru dapat giliran "copy 10 rangkep"dan bayar hanya 1500 saja. gara-gara uang 1500 saja harus mondar mandir dan menghabiskan bensin. (pelajaran : jangan terlalu banyak mikir,,,) ha,,ha,,ha,,,ha,,
tidak sampai di situ, setelah fotocopy beres, langsung ngebut ke UT,,lagi-lagi di UT terjadi sesuatu yang tidak diharapkan. ketika akan mengutarakan niat kedatangan saya untuk melegalisir ijazah dan langsung jadi dan dibawa pulang,,eh,,,malah kepala UTnya lagi keluar kota dan minggu depan balik kata pak satpamnya. "MISSION FAILED"mungkin ini judul paling tepat dengan ijazah bapakku.
balik lagi ke LAB,,dan tidak berhenti sampai di situ. kejadian ketika nyampai rumah. berniat mau menutup pintu tempat jemuran agar kita tidak terlihat oleh para lelaki tukang bangunan (maklum lagi bangun masjid di sebelah rumah) eh,,eh,,malah mataku yang kecedot tembok,,,,sakitnya minta mapu,,langsung merah mataku dan sampai postingan ini ditulis mata kanan ku masih terasa aneh,,,hemmmm
dari semua kejadian pasti ada hikmahnya. bisa saja karena gara-gara tidak mengawali hari dengan bacaan "basmalah" wollah hu áklam. hanya Allah yang tahu.
sekedar coretan kisah penuh hikmah atas semua kejadian yang menimpaku kemarin hari rabu tanggal 16 tahun 2013.
hoi,,,hoi,,!!!
welcome to my world
Blogers
come On _Translate this
by : BTF
tranding topic
-
Umumnya negara-negara asia timur seperti korea selatan memiliki 4 musim yaitu musim dingin, musim pa...
-
Teman-teman tahu tidak siapa penyanyi yang di juluki the king of ballad ?. Siapa lagi kalau bukan K.WILL. Penyanyi yang memiliki ...
-
ada pohon cermai di depan fakultas kedokteran UNIZAR,,,wuih,,,,buahnya bikin air liur menetes. pagi itu ( lupa hari nya kapan ) yang past...
-
Pertama lihat di MV “SHOCK” sih biasa saja, gak ada yang istimewa dari cowok kelahiran 5 januari 1990 in...
-
Kenalkah dengan pakaian tradisional korea ? kalau sering nonton drama saeguk korea, pasti pakaian ini ditampilkan. HANBOK adalah pakaian...
-
lagu favorit ku minggu ini, dipersembahkan oleh BtoB yang berjudul " FATHER " ,,,wah bahkan mungkin setiap harinya wajib di putar...
-
masih ingatkah dengan drama korea winter sonata ?, ya,,,walaupun jadul banget ni drama. winter sonata ini di produksi oleh KBS di tahun 2002...
Blog List
-
-
-
Daftar Transaksi Beserta Cashback Bebas Bayar8 tahun yang lalu
-
Kamis, 17 Januari 2013
Sabtu, 29 Desember 2012
sang petualang science
Pagi
ini cuaca sangat tidak bersahabat, Matahari yang biasanya tersenyum ramah memancarkan sinar hangatnya, Kini sang raja siang sangat
garang memuntahkan cahaya panasnya membuat tubuh kami (aku [zack], ryan, dan
viona) kehabisan cairan, berbotol-botol air mineral harus kami teguk habis,
tidak luput aku pasti menjadi korban pembantaian mereka untuk membeli dan
memanggul berbotol-botol air dari toko di seberang jalan sekolah. Walhasil, aku
pasti menjadi bahan tertawaan mereka (viona dan ryan) karena tubuhku yang kecil
dan kacamataku yang besar kadang-kadang melorot bersamaan dengan ekspresi
kepanasanku. pohon rindang yang menaungi kamipun tidak sanggup melawan serangan
panas sang surya.
konfrensi
mendadak yang aku lakukan, sekonyong-konyong membuat viona selalu bersemangat. Dia
yang paling banyak berceloteh tentang rencana yang akan kami lakukan. Kedatangan
Ryan kembali ke kota ini, tempat dimana kami tumbuh besar bersama, bersuka ria
bersama, melakukan petualangan demi petualangan membuat aku harus membuat
kejutan untuk willow. Karena sejak kepindahan ryan dulu, willow sangat sedih
kehilangan salah satu sahabat terbaiknya itu.
“bagaimana
kalau kita seret willow ke gubuk!, sudah lama kita tidak ke tempat itu, iya
enggak ry?” viona meminta pendapat ryan tentang idenya itu.
“boleh
juga,,,” ryan manggut-manggut setuju.
“kalau
kamu zack, rencanamu apa?” lanjut ryan balik bertanya.
“kali
ini harus spektakuler ry, vio. Aku akan memberikan kenangan terindah buat
willow. Jreng,,jreng,,,jreng,,,,” sambil berdiri zack mengeluarkan kotak kecil bermotif
hitam putih. Ryan dan viona pun ikutan berdiri dan melihat penasaran isi kotak
itu.
“wahhhh,,,,apa
isi kotak ini, zack?” Tanya viona semakin bergairah. Matanya bersinar senang
dan perlahan-lahan tangannya meraba lembut kotak itu. Dengan senyum penuh
kemenangan zack membuka kotak itu. Sontak mimik muka viona berubah cemberut dan
ryan tertawa terpingkal-pingkal melihat ekspresi kesal viona “pasti, kamu
mengira isinya perhiasan, kalung, cincin, gelang atau anting ya,,” ryan mulai
mengejek viona, kembali ryan tertawa sambari menahan memegang perutnya, Zack
pun ikut terbahak-bahak dengan tingkah dua sahabatnya itu. Viona menghentak-hentakkan
kakinya kemudian kembali duduk dengan melipatkan tangannya dan memalingkan
mukanya ke samping.
“sudah,,sudah,,ayo
kita fokus, waktu kita tidak banyak!” zack kembali duduk diikuti ryan yang
masih menahan tawa. Dikeluarkannya satu-satu benda dalam kotak itu oleh zack,
ada barang sejenis GPS dan sebuah alat yang sangat unik dan baru pertama kali
dilihat oleh ryan dan viona. Mereka menatap kagum “ini apa zack?” Tanya ryan
sambil mengangkat barang itu.
“ini
dia kejutannya!!” aku tersenyum girang sembari mengambil alat itu dari tangan
ryan. “ini adalah temuan terbaruku, bisa menembus dimensi waktu” lanjutku
bangga.
“dasar
maniak science,,ujung-ujungnya pasti lari ke ilmiah” gerutu viona masih sebal
dengan aku dan ryan.
“terus,,,kronologinya
nanti seperti apa?” kembali ryan penasaran dengan alat aneh itu.
“tidak
cukupkah surprisenya hanya ryan?, ayoklah zack, jangan buat kekacauan lagi
dengan penemuan-penemuan anehmu itu. Terakhir kali kamu mendemostrasikan
temuanmu selalu kekacauan yang timbul. Ingat tidak dengan bantal terbang dulu,
kita (willow, ryan, viona, kak shopie) bahkan harus sakit flu besoknya
gara-gara kita tidak sadar semalaman tidur di luar” viona melakukan negosiasi.
“vio,
tenanglah,,,alat ini pasti berhasil, percayalah!” aku meyakinkan teman-temanku.
Kemudian kami menyusun kejutan buat willow.
“Ketika
willow datang dan masuk gubuk yang gelap, tiba-tiba ryan akan mengagetkan will,
kemudian aku akan mengajak will masuk lorong waktu, aku ingin mengajak will
bertemu dengan keluarganya, kakek peter, nenek Carla, kakak sophie waktu muda
dan yang paling penting will bisa melihat kembali kedua orangtuanya”.
“rencana
yang bagus,,!” ucap vio dan ryan kegirangan hampir bersamaan. Aku hanya nyengir
puas dengan rencana hebat ini.
***
Rencana
zack berhasil, Willow terkejut dan senang sampai menangis melihat ryan kembali
lagi ke kota ini, tapi ketika zack melancarkan aksi berikutnya, memasuki
kembali masa lampau willow yang semakin membuat will terharu namun berakhir
pada pertengkaran karena sifat keras kepala mereka (willow dan aku [zack]). Dan
bukan viona namanya kalau tidak mengejek kami (aku dan willow) berdua. Dengan
bantuan ryan dan sedikit bujukan viona akhirnya aku mau minta maaf pada will. Ketika
sampai rumah will, tiba-tiba kak shopie muncul dan membuat ryan malu-malu. Lagi-lagi
viona tidak membuang kesempatan untuk menyindir ryan yang sudah terlampau
menyatakan perasaannya kepada kak shopie. Bahkan niat awal kedatangan kami
justru terabaikan, namun dengan pristiwa itu aku dan willow kembali berbaikan. Ya,
memang marahan kita (aku[zack] dan willow) sebenarnya tidak pernah serius,
paling butuh waktu setengah hari kami pasti akan bermain bersama kembali.
***
Sekarang
aku dan will sedang berada di pinggir danau di belakang rumahnya. Selain di
gubuk, kami (aku, willow, ryan, dan viona) sering menghabiskan waktu bersama di
sini menikmati sunset yang sungguh menakjubkan, berenang sampai aksi memancing
ikan. Di sini juga, aku melakukan percobaan pada penemuan pertamaku, sepatu
yang bisa berjalan di permukaan air “magic shoes”. Viona harus menjadi
korbannya, karena badannya yang gempal tidak sesuai dengan rancangan sepatuku. Aku
lupa kalau kapasitas berat yang mampu di tampung sepatu surface itu tidak boleh
lebih dari 40 gram. Kami akan terus tertawa kalau mengingat hal itu.
“zack,
terima kasih ya,,,kamu sudah mengobati rasa rinduku pada dad and mom” ucap will
memandangi wajahku lekat. Aku hanya membalasnya dengan senyum persahabatan.
“dan
maafkan aku sudah marah-marah padamu. Tidak
seharusnya aku begitu ” lanjut will.
“maafkan
aku juga will. Karena aku harus mengeluarkanmu secara paksa dari dimensi waktu.
Kalau aku tidak memaksamu keluar, mungkin kita tidak akan bisa kembali ke sini dan terperangkap disana selamanya ”
“sejak
kapan kamu membuat alat itu, zack?” Tanya will.
“ketika
ulang tahunmu yang ke-15. Aku merasa kamu sangat merindukan dad and mom. Karena
setiap tiup lilin kamu selalu terlihat murung” ujar zack bijaksana.
“sebenarnya,
alat itu belum di uji coba, will. Dan kamu orang pertama yang menggunakannya”
zack nyengir berlari tak berdosa membuat will menjadi tikus percobaannya.
“apa
!!!!!!” willow langsung berdiri dan mengejarku. Aku menjulur-julurkan lidah
mengejek will. Will semakin memacu tenaganya untuk menangkapku. Kami kembali
tertawa bersama, persahabatan kami membuat kami tidak terpisahkan ruang dan
waktu.
***
Keesokan
harinya, pagi-pagi sekali aku sudah bergabung dengan kakek peter dan nenek Carla
di kursi depan halaman rumah willow untuk sekedar berjemur ala turis di pinggir
pantai.
“selamat
pagi kakek pater, nenek carla,,” sapaku dengan suara lantang. Kakek peter hanya
mengangkat tangan kemudian kembali merem menikmati cahaya matahari yang menembus
masuk tubuhnya sedangkan nenek Carla menyambutku dengan ramah seperti biasanya “pagi
juga zack,,,sudah sarapan?”.
“sudah
nek, will sama kak shopie, dimana?”
“mungkin
mereka masih tidur” jawab nenek Carla santai.
“dasar
pemalas!”, aku langsung masuk ke dalam rumah dan menuju kamar willow. Aku melewati ruang tengah yang terpampang
lukisan kakek pater dan nenek Carla. Aku mendekati lukisan itu dan
memperhatikannya kembali “tidak ada yang aneh seperti yang diceritakan ryan.
Katanya lukisan ini bisa berkedip tapi mana?” batinku. Aku mengamati lebih
detail lagi, tapi sia-sia, “mungkin halusinasi ryan saja, mana mungkin gambar
bisa berkedip” ucapku enteng sambil berlalu ke kamarnya willow.
Ketika
pintu kamar will ku buka, aku di sambut suara dengkuran willow yang super
besar, membahana memenuhi ruangan. Perlahan kakiku melangkah semakin mendekat
ke ranjangnya will. Aku mengambil alat di tas punggungku, alat ini bisa membuat awan di dalam ruangan, Ini temuanku
setahun yang lalu. aku mulai menyalakan alat tersebut dan menekan tombol “start”,
dalam hitungan tiga menit awan putih kecil muncul, semakin lama semakin
membesar dan berubah hitam seperti awan di langit yang siap memuntahkan hujan. Aku
terus menekan tombol “continue” sampai akhirnya rintik-rintik hujan jatuh tepat
di atas tubuh will yang tertidur pulas. Seketika merasakan air menerpanya will
terbangun dan berteriak marah sambil menutupi mukanya dengan bantal “zack..! apa yang kamu lakukan di kamarku!”.
“pemalas,
cepat bangun!, ini sudah siang..” aku semakin menikmati pertunjukan will yang
kehujanan di tempat tidur.
Kegaduhan
kami terdengar oleh kak shopie yang kamarnya bersebelahan dengan will, “zack,
hentikan!, kasihan will dia sudah basah kuyup itu” bernada bijaksana dan segera
mengambil alat itu dari tanganku untuk memencet tombol “stop”.
Denga
penuh kekesalan will melempar bantal basahnya ke arahku “kamu puas!, tidak adakah cara yang lebih
indah untuk membangunkanku, zack!”.
“cepat
mandi sana!,ha..ha..ha..ha..ha..ada gunanya juga aku membuat alat ini, jadi
tidak perlu capek mengomel” aku mengambil alat itu dari tangan kak shopie dan sekali
lagi aku nyengir menampakkan wajah tak menyesal.
***
Aku,
willow dan viona berkunjung ke toko klontongnya ryan. Sebuah bangunan yang
sangat sederhana tapi mampu mengembalikan sosok ryan di tengah persahabatan
kami. Gara-gara toko ini, ryan dan keluarga memutuskan kembali ke kota ini.
“shopie
gak ikut?” ryan melihat ke sekitar, hanya tiga sahabatnya yang berdiri di
hadapannya sekarang. Ada sedikit kekecewaan tergurat di wajahnya.
Mata
viona mengerling ke arah ku dan will dengan senyum liciknya. Aku sengaja tidak
melihatnya dan memperbaiki kacamataku yang baik-baik saja. Will hanya berdehem
tak mau menyambut aksi viona.
“kak
shopie lagi ada kerjaan ry, jadi tidak bisa ikut ke sini bersama kita” aku
mencoba menjawab pertanyaa ryan.
“oh
ya, aku punya alat baru ni…mungkin ini bisa membantumu” aku membuka ranselku
dan memperlihatkan alat yang aku maksud. Seperti desain ponsel yang beratnya
seperti remote televisi.
“fungsinya
apa ini?, jangan bilang aku harus menelpon shopie dengan alat ini..” kata ryan.
Will dan viona hanya bengong melihat gaya kuperku dengan penemuan canggihku.
“baik
aku akan menjelaskan cara kerja alat ini. nama alat ini adalah “record 4D”,
jadi ini lebih dari sekedar alat rekaman biasa. Ketika kamu merekam dengan alat
ini, maka dengan sekaligus jati dirimu akan tampil dalam format 4 dimensi. Jadi
sederhananya, gambar kamu akan tampak seolah nyata berdiri dan berbicara di
hadapan kak shopie nantinya, begitu..” aku tersenyum bangga dan puas. Ryan,
will dan viona terkagum-kagum dengan alat baruku.
“baiklah,
bisakah kita coba sekarang?, supaya kesalahpahaman di antara kamu dan kak
shopie terselesaikan” ujarku bersemangat.
Ryan
langsung melompat memelukku kemudian diikuti willow dan viona, mereka semua
bergumam di telingaku “kami bangga punya sahabat sepertimu, zack!”
***
Nah,
inilah zack versi yiq,,
ini
benar-benar hasil pemikiran dan kerja kerasku selama 4 hari ,,,hehe #lebayyyyy
Categories
Fiction
Sabtu, 22 Desember 2012
one heart (part 5)
November
2017
Rumah
sakit, kamar haejun oppa
Aku memandang
lekat wajah haejun oppa, mungkin sudah berjam-jam aku melakukannya hari ini. Dia
begitu pulas tertidur kadang dengkurannya membuatku tersenyum dan bisa
menghiburku yang penuh dengan kecemasan. Sesekali raut mukanya terlihat
mengkerut seperti sedang bermimpi sesuatu yang buruk tapi dalam sekejap
ekspresi tidurnya berubah seperti bayi yang terlelap di pangkuan ibunya.
“oppa,
sekarang kau begitu dekat dari penglihatanku. Lihat,,,dahimu sungguh lapang,
bahkan tuhan memberikan hidung mancung yang sangat indah,” gerutuku sambil
menunjuk bagian wajah haejun oppa satu-satu.
“bibirmu juga kenapa begitu merah, tipis
lagi,, punyaku saja tidak seseksi itu padahal aku kan wanita!” lanjutku seraya
memegang bibirku kesal .
“kenapa
dagumu juga lancip?, wah,,,,Tuhan memang benar-benar hebat bisa menciptakan
bentuk yang begitu sempurna seperti dirimu oppa!” aku mengangguk-angguk kagum,
karena saat ini aku bisa mengamati
haejun oppa begitu dekat dengan leluasa hanya beberapa centi dari kedua mataku.
“tapi, aku
paling suka dengan matamu, ketika kau bahagia matamu pasti akan bersinar, saat
sedih matamu sayu bagai putri malu menguncup, dan kalau kau marah sangat
menakutkan,,matamu akan melebar melototiku. Dan sekarang aku tidak bisa membaca
semua itu, aku tidak tahu apakah saat ini kau sedang sedih, kesal, kesepian,
dan menderita dengan semua ini. kenapa sekarang kau pintar sekali berbohong
padaku?” air mataku mulai tumpah, aku mulai mengelus lembut mata haejun oppa
yang masih tertutup.
“dulu mata
ini dipenuhi oleh sosok Hayoung, bahkan aku tidak punya ruang sedikitpun di
situ. Aku hanya sebuah bayangan yang muncul sebentar dan hilang secepat kilat,
tapi walaupun begitu aku masih tetap suka mata itu” Suara isakanku semakin
membesar, sekeras mungkin tanganku membungkam mulutku tapi malah tangisanku
semakin menjadi-jadi. Takut membangunkannya, Kemudian aku berlari ke kamar
mandi dan duduk lemas bersandar di balik pintu.
Tiba-tiba
suara telepon di saku celanaku berbunyi, aku mengatur napas supaya suaraku
kembali normal “ya,oppa,,” jawabku seadanya.
“lagi dimana?”
Tanya dongjoo.
“ada apa?”
tanyaku balik.
“aku
menemukan hayoung” ucap dongjoo datar.
“dimana dia
sekarang, oppa?”suaraku mulai meninggi.
“jiyeon
a,,,apakah kau akan tetap menemuinya? Apa rencanamu sebenarnya? Tolong beritahu
aku,,,!. Apakah kau tidak mempercayaiku?” ujar dongjoo cemas.
“oppa,,jangan
khawatir, percayalah kepadaku, aku bisa mengatasi situasi ini. nanti, ketika
aku membutuhkan bantuanmu aku akan menghubungimu, oke,,,” ucapku langsung
menutup telepon dan terus menatap layar HP. Bunyi pesan masuk “Hayoung bersembunyi
di pulau Jeju, berhati-hatilah,,jika terjadi sesuatu cepat hubungi aku, kim
dongjoo” aku tersenyum puas. Lega rasanya, seperti sebuah batu besar sudah
terangkat dari tubuhku.
“Peristiwa yang membuat haejun oppa seperti ini, kau
harus bertanggung jawab, Park Hayoung” di cermin senyumku kembali mengembang
kemudia aku mencuci muka untuk menghilangkan sembab di wajahku, aku tidak mau
terlihat sedih di depan haejun oppa, karena aku sudah berjanji akan selalu
membuatnya tersenyum.
“astaga, ya
tuhan,,,” aku terkejut mengelus dada, Jaewon berdiri tepat di depan pintu kamar
mandi. “lee jaewon,,kapan kau datang?” aku bertanya cemberut.
“sssstttttthhh,,,,reaksimu
berlebihan,,,apakah aku terlihat seperti hantu? Gadis bodoh!” sambil menjitak
kepalaku. “sulitkah? Sampai kau harus menangis menanggung semua ini” jaewon
menatapku prihatin.
Aku memegang
wajahku sendiri dan berkata “jaewon a,,bisakah kau menjaga haejun oppa untuk
sementara?, aku akan ke pulau jeju, ada sesuatu yang harus aku selesaikan
segera,,,”.
“hei jiyeon
a,,,apa kau mau melarikan diri?, itu tidak akan menyelesaikan masalah” ucap
jaewon bernada menasehati.
“tidak, aku
tidak akan melarikan diri, bahkan aku sudah berniat akan menempel terus dekat
haejun oppa. Aku hanya punya urusan di sana. Ah,,,haejun oppa sudah bangun?”
aku mengalihkan pembicaraan.
“ya,,,ketika
aku nyampai, dia sedang asyik membaca sambil mendengarkan musik” ucap jaewon.
“o,,,begitu
ya”, aku segera mendekati haejun oppa dan tersenyum, jaewon mengikuti menuju
ranjang haejun oppa.
“apa kau
baik-baik saja?” Tanya haejun oppa. Aku hanya mengangguk manja. Haejun oppa
mengelus lembut rambutku.
“oppa,,aku
akan ke pulau jeju untuk beberapa hari, tidak masalahkan kalau oppa di temani
dongjoo oppa dan jaewon? Tanyaku dan memandang jaewon meminta persetujuannya.
“hyung,,kami
akan menjagamu, jadi kau tenang saja,,,”canda jaewon. Haejun oppa hanya bisa tertawa
sambil menyimak gerak bibir jaewon.
“harus cepat
kembali,,,!” perintah haejun oppa sambil mengacungkan telunjuknya ke mukaku.
Aku
mengangguk bersemangat dengan senyum mengembang, dalam benakku “aku akan
menemukan hayoung dan mencari tahu kebenaran dari semua ini oppa,,!”.
April
2011
Hannyoung
high school
Kelas
sains khusus, tanggal 23, pukul 16.00
Aku datang
terlambat lagi untuk kesekian kalinya, entah mengapa kelas ini tidak menarik
untuk diikuti, tidak ada yang istimewa bahkan sangat membosankan. Ditambah guru
yang sangat killer di sekolah menjadi tutornya, bagai di penjara tak berani
berkutik sedikitpun. Tapi kebutuhan untuk lulus ujian sekolah mengaharuskan aku
untuk bersabar dengan semua ini.
Dengan
keberanian tinggi aku mengetok pintu kelas kemudian membukanya, tapi seperti
biasa tidak ada yang menghiraukan kedatanganku, mereka sibuk dengan satu soal
yang mungkin jawabannya membutuhkan berlembar-lembar kertas. Aku melangkahkan
kaki pelan tak bersuara, membidik tempat duduk paling belakang. Sunyi senyap
dengan keseriusan masing-masing siswa yang asyik memutar otak menemukan
berbagai jalan menuju satu jawaban pasti, apalagi hanya sepuluh siswa termasuk
aku di kelas itu. Kami mendapatkan bimbingan khusus Karena dianggap memiliki
kemampuan lebih daripada siswa lain. Dulu aku sempat berpikir “kenapa sistemnya
seperti ini?, tidakkah ini termasuk deskriminasi?”.
Setelah
memantapkan posisi duduk senyaman mungkin, aku baru menyadari dan sangat
terkejut dengan apa yang aku lihat. Tepat di tempat duduk tutor di depan kelas,
seseorang yang aku kenal sedari tadi memperhatikan tingkahku. Dialah Haejun,
Jang Haejun, kakak kelasku yang bertindak sebagai assisten tutor untuk hari
ini. seseorang yang selalu aku perhatikan gerak geriknya, orang yang aku sukai
secara diam-diam. Kepintaraannya memang sudah diakui para guru sehingga tidak
heran aku melihatnya hari ini menggantikan tutor sains kami. Dan ini adalah
salah satu alasan kenapa dia begitu sempurna dimataku.
Bukannya aku
takut dengan tatapannya, malah aku melempar senyum termanisku bermaksud
menggodanya. Dengan wajah yang di buat sangar, aku tidak gentar sama sekali
untuk menarik perhatiannya. Untuk hari ini di kelas ini aku akan berusaha
meraih simpatinya, semua soal yang diberikan aku jawab secepat dan setepat
mungkin. Bahkan biasanya aku yang malas mengerjakan ke papan tulis, justru hari
ini aku harus berebutan kapur tulis. Aku tahu pasti terlihat konyol namun aku
benar-benar tidak peduli. Kehormatan dan harga diriku seperti menghilang di
telan bumi. Setelah dua jam berlalu tanpa terasa, kelaspun berakhir. Aku
menarik napas lesu “kenapa waktu begitu cepat berlalu?, seandainya dia tutor
kami, pasti akan sangat mengasyikkan” ujarku cemberut dalam hati.
“kang jiyeon,,,!”
suara Haejun lantang membahana ke setiap sudut kelas.
“ya,,,”
jawabku siap siaga langsung berdiri tegap.
“silakan yang
lain boleh keluar” ucapnya manis mengganti mimik muka yang tadi sinis dan
berubah bengis lagi ketika memandang kearahku.
“apakah kau
selalu datang terlambat?” Tanya nya lantang.
“apa?” aku
pura-pura tidak mengerti.
“karena kau
terlambat masuk, aku kasih tugas lebih dan kau harus kumpulkan itu besok pagi
ke kelasku tepat pukul 09.00” ucap haejun sambil memberikan selembar kertas dan
berjalan keluar kelas.
Aku
mengikutinya dari belakang, dan menemukan dia dan hayoung sedang bergandengan
tangan pergi menjauh. Aku kesal sendiri, meringis dan ingin sekali berteriak
menghentikan langkah mereka. Saat keinginanku terpendam, tiba-tiba Hayoung
menghadap belakang kearahku, tersenyum menyindir dan menjulurkan lidah
kemenangan. Seakan-akan dia bisa membaca pikiranku kalau aku memang jatuh hati
pada pacarnya.
***
Bel istirahat
berbunyi, aku bergegas keluar kelas berlari membawa selembar tugas tambahan
kelas sains kemarin. Aku berpacu dengan waktu, karena telat semenit saja tugas
ini tidak akan diterima. Tanpa terduga aku jatuh tersandung sesuatu, dan kompak
siswa yang melihat tertawa lepas dengan musibah yang menimpaku. Aku berusaha
berdiri sambil membersihkan seragamku yang kotor.
“Kang Jiyeon!”,
suara yang sangat familiar memanggil namaku bernada marah.
“benar kau
Kang Jiyeon?” tanyanya mendekat dengan tatapan tajam. Aku membalas tatapan itu
tak kalah sangar, Hayoung sekarang berdiri di hadapanku.
“kau tidak
salah, aku Kang Jiyeon!” jawabku. Tubuhnya yang terlampau tinggi bak model
mengharuskan aku mendongak.
Hayoung
tertawa keras sampai tidak ada seorangpun berani bergerak, “Kang Jiyeon ssi,
ternyata nyalimu sungguh besar” hayoung semakin mendekatkan wajahnya di depan
mukaku. “jauhi Haejun oppa, sadarlah ! siapa dirimu berani menyukainya. Haejun
oppa adalah milikku. Jika ingin hidupmu tenang seperti sebelumnya menyingkirlah
dari hadapannya, mengerti !” ancam Hayoung dengan nada geram.
“Hayoung ssi,
kau salah orang mengatakan hal seperti itu. Saya sama sekali tidak tertarik
dengan pacarmu. Apa hebatnya dia,,!. Bagiku dia hanya assisten tutor dan kau
seperti hewan peliharaannya yang selalu mengikutinya” ucapku sama sekali tak
gentar.
“pembohong,,!”
ujar Hayoung.
Ketika aku
akan membalas pernyataan Hayoung, suara Haejun menghentikanku “hentikan !,
sungguh kalian tidak tahu malu berdebat di depan umum”. Kemudian haejun
langsung pergi meninggalkan kami, dan hayoung seperti biasa merengek
mengikutinya.
“apakah
Haejun mendengarkan ucapanku tadi? Apa yang harusku lakukan sekarang,,,?”
batinku menyesal dengan kebohongan yang aku katakan.
November
2017
Pulau
Jeju
Lima belas
menit perjalanan, sampai juga di pulau yang merupakan salah satu keajaiban
dunia ini. Dari bandara aku langsung menuju hotel tempat hayoung berada, tidak
sempat untuk menikmati pemandanga Jeju. Keinginanku yang besar untuk bertatap
muka langsung dengan hayoung terlampau besar, padahal ini baru pertama kali aku
menginjakkan kaki di pulau terbesar di korea ini dan termasuk provinsi terkecil
dari semua provinsi yang ada.
Sampai di
hotel, aku langsung menuju resepsionis hotel berkelas ini, “halo, selamat sore
mbk, ada yang bisa kami bantu?” sapa resepsionis cantik yang bernama Seo Eun
Hee.
“apakah kamar
bernomor 2703 atas nama Park Hayoung?” tanyaku tersenyum ramah.
“ya, benar,,,tapi
nona Park Hayoung tidak ada di kamarnya sekarang, tadi dia pergi bersama
seorang laki-laki” ungkap resepsionis itu.
“kalau begitu
saya akan menunggu di sini” aku menuju kursi tunggu di lobi hotel. Satu jam
tidak terlihat batang hidung Hayoung, dua jam, tiga jam berlalu. Aku mencoba
bersabar, demi Haejun oppa.
Jam sebelas
malam lewat, sambil uring-uringan aku sekelebat melihat sosok Hayoung. Dia
berjalan gontai dengan sesorang lelaki yang merangkulnya. Aku tidak langsung
melabraknya di lobi, aku mengikutinya terus sampai di depan kamarnya. Benar
mereka masuk kamar nomor 2703. selang beberapa menit saat mereka masuk, aku
mengetuk pintu. Tanpa menunggu lama seperti tadi pintu kamar terbuka dan bau alkohol
langsung menyebar ke hidungku. Laki-laki itu mengigau tak karuan, dengan
sedikit dorongan, laki-laki itu terjatuh, aku melangkah masuk dan menemukan
Hayoung sedang tertidur manis di ranjangnya.
“Hayoung
ssi,,lama tidak berjumpa,,!” aku membuka pembicaraan.
Pelan namun
pasti, Hayoung membuka matanya dan duduk santai di tempat tidur itu. Dia
tersenyum menyindir melihat keberadaanku di kamarnya, “kang jiyeon,,! wahh,,kau
tidak berubah, masih sama seperti dulu, kasar dan tidak tahu sopan santun”.
“benarkah?,
apa yang kau lakukan di Jeju? Apakah kau melarikan diri atau bersembunyi?” aku
mulai melakukan investigasi.
“apa maksudmu?
Melarikan diri? Bersembunyi?. Kang jiyeon apa tujuanmu datang mencariku. Bukankah
urusan kita dahulu sudah selesai?” ucap Hayoung gusar.
“ketika
Haejun oppa ditemukan tak berdaya di pantai busan, kau berada dimana, Hayoung
ssi?” aku mulai menggertak.
Wajah Hayoung
langsung memerah, kemarahannya Nampak jelas tergurat, sontak dia berdiri dari
perpaduannya, tapi kembali lagi dia tersenyum manis menanggapi seranganku, “apa
kau menuduh aku yang melakukannya? Kau kira siapa dirimu?” suara hayoung mulai meninggi
terpancing emosi.
“perbuatanmu
telah membuat Haejun oppa menderita untuk seumur hidupnya. Kau kira aku tidak
mengetahui hal itu?” ujarku masih berusaha tetap tenang. Ingin sekali aku
menjambak rambutnya bila perlu mencakar-cakar mukanya.
“perbuatanku?
ha,,ha,,,ha,,ha” suara tawa Hayoung semakin besar.
“kau yakin
itu perbuatanku, Jiyeon ssi?. Kalau aku mengatakan semua ini karena salahmu,
apakah kau akan percaya?” hayoung semakin tak terkendali.
Sekarang Aku
tidak bisa menebak arah pembicaraan Hayoung, emosiku mulai tak terkendali. Tubuhku
memanas, aku ingin sekali melenyapkan wanita ini dari hadapanku, “apa? salahku?” suaraku tersendat-sendat gugup.
“Haejun oppa
tidak pernah mencintaiku, dia hanya menyukaimu, memikirkanmu. Tapi selama ini aku
tetap bersabar menunggu hatinya, bahkan aku lebih memilih dia daripada pria
yang mencintaiku. Benar,,apa katamu dulu, aku seperti hewan peliharaannya
selalu mengikutinya kemana dia pergi. Dia
terus menyuruhku menunggunya sampai dia benar-benar menyadari keberadaanku. Aku
juga manusia Jiyeon ssi,,,aku juga punya batas kesabaran. Perempuan mana di
dunia ini yang hanya ingin jadikan pelarian?” Hayoung mulai terisak, dia duduk
terlemas di lantai.
“tapi kenapa
Haejun oppa tidak pernah mengatakan apa-apa kepadaku?” aku juga mulai lemas,
terkejut mendengar pengakuan hayoung.
“Lee Jaewon,
karena dia juga menyukaimu. Kau tahu kan mereka berdua bersahabat, Haejun oppa
lebih memilih mengorbankan perasaannya daripada persahabatannya. Betapa menderitanya
oppa selama ini” Hayoung terdiam sesaat, masih dengan terisak dia berkata
kembali “ketika di Busan, aku yang mengajak oppa ke atas bukit dekat laut itu,
dan aku juga yang mengirimkanmu pesan singkat itu, aku menggunakan Handphonenya
diam-diam, bermaksud untuk membuatmu cemburu. Tetapi oppa tahu perbuatanku,
ketika dia hendak akan mengambil Handphonenya dari tanganku yang ku angkat
atas-atas, dia tiba-tiba terpeleset dan jatuh dari tebing. Padahal waktu itu
aku hanya ingin bermain-main dengannya. Melihat dia tercebur ke laut, aku mulai
panik dan tidak bisa berpikir jernih, karena sangat ketakutan aku memilih untuk
meninggalkan tempat itu, membuang handphone oppa ke laut dan menghilang dari
hadapannya”.
“pembohong!”
suaraku semakin bergetar sambil mengguncang-guncang tubuh hayoung namun dia
diam tak melawan.
“kalau kau
tidak percaya tanyakaan saja sama oppa” hayoung kembali memandang sinis.
Aku melepas
tanganku dari tubuh Hayoung, aku semakin terisak antara percaya dan tidak dengan
apa yang dikatakannya. Aku meninggalkan kamar hotel itu dengan langkah
terhuyung tak bertenaga. Air mataku terus mengalir, terus memikirkan Haejun
oppa yang sekarang menderita karena perbuatanku.
“apa yang
harus aku lakukan sekarang?”. Aku mengingat kembali masa SMA ketika aku
mengatakan tidak pernah menyukai Haejun kepada hayoung. “mungkinkah dia
mendengarkan hal itu?, ya,,,pasti dia mendengarnya. Apakah karena itu juga dia
menyimpan perasaannya?” batinku.
Bersambung,,,
Categories
Fiction
Langganan:
Postingan (Atom)