Dari curhatan teman, tulisan ini
berawal : Ternyata nepotisme tidak hanya merambah dunia pemerintahan saja,
bahkan kampus pun tak luput dari kelakuan bumbu pahit nepotisme. Jenjang pendidikan,
lama masa kerja dan tanggung jawab kerja nya yang besar tidak mempengaruhi gaji
karyawan. Panggilan keluarga pun menjadi
nama yang enak disandang.
Pasalnya terletak pada masalah honor, karywan yang
kerja selama 3 atau 4 tahun pun harus menikmati gaji rendah yang kenaikannya
hanya sepersepuluh dari gajinya setiap sekali setahun. Sedangkan pegawai baru
yang hanya 1 bulan bekerja sudah mendapatkan gaji dua kali lipat dari pegawai
lama akibat kartu nama keluarga.
Apa sih standar karyawan untuk
mendapatkan gaji besar ? dilihat dari segi gelar pun sama, sama-sama menempuh
jenjang strata 1. Dilihat dari tanggung jawab pekerjaan pun bahkan karyawan-karyawan
lama lebih besar bebannya.
Permaslahannya tidak sampai di situ,
kenaikan gaji pun ternyata berbeda. Karyawan baru lebih tinggi kenaikannya ketimbang karyawan lama. Bayangkan apakah ini
tidak termasuk nepotisme, karena karyawan baru memiliki terikatan keluarga
sedangkan karyawan lainnya tidak memiliki hubungan apa pun.
The power of family, benar
tidak,,,hehe, karyawan tanpa potensi, tanpa kompetensi dan tanpa obsesi dengan
sangat mudah masuk ke sebuah kantor ataupun instansi-instansi lainnya. Hanya bermodalkan
kartu keluarga semuanya sudah, sedangkan yang kartu kelaurganya tidak terkait
dengan pemiliki suatu instansi maka mereka harus berjuang keras memompa energy,
semangat dan kerja keras untuk mendapakan satu tempat kosong yang dipenuhi
pelamar kerja lainnya.
Sungguh enak orang yang memiliki
kuasa, kata adalah perintah, petunjuk harus dilaksanakkan. hemmm,,,,
Beginilah, segelintir wajah di Indonesia,
memang tidak dapat kita hindari hal semacam ini. Yang berkuasalah yang menang
dan yang tak berdaya tetindas. Menzolimi dan terzolimi adalah sesuatu yang
sering terlihat di masyarakat. Tinggal bagaimana kita menyikapinya. Mau berbesar
hati dan terus bekerja sepenuh hati atau mau mengeluh sampai menguras emosi dan
bertumpu tangan hingga menguras rezeki (menghilangkan rizki).
thanks to : my friends
0 komentar:
Posting Komentar
sedikit coretan darimu sangat berarti untukku menjadi lebih baik lagi. apapun itu tumpahkanlah isi pikiranmu tentang tulisan ini, terimakasih