Rasanya ingin menangis. Karena hanya
itu yang bisa ku lakukan sekarang. Aku tak punya kuasa untuk membrontak apalagi
hanya sekedar bilang tidak.
Entah kenapa, benar-benar tidak ada
rasa dendam dalam diriku. Seberapapun aku marah sama seseorang paling lama akan
bertahan 30 menit. Aku tidak bisa menyuarakan kata hati ku ‘tolong jangan
sakiti perasaan ku lagi’ atau ‘aku muak dengan tingkah laku kalian’.
Menangis sendiri sambil menyamangati
diri dan berdiam diri, aku berharap mereka tidak melakukan hal yang sama
kepadaku. Tapi ketika mereka dalam keadaan bed mood, aku lah tempat
pelampiasannya. Bersikap jutek, cuek bebek, diam seribu bahasa tanpa kata basa
basi, aku selalu diabaikan. Aku bagai hantu tak Nampak didepan mereka. Posisiku
selalu salah, bahkan pengorbanan lebih, ku kerahkan untuk memenuhi hasrat
mereka.
Kata sindiran sudah akrab di telinga,
sikap tak acuh pun sudah menjadi santapan. Aku hanya bisa bertanya dalam hati,
apa salah yang pernah ku perbuat.
Mungkin nasib ku memang seperti ini,
di cari ketika diperlukan dan di buang ketika sudah tidak dibutuhkan lagi. Tapi
aku selalu merasa senang ketika di butuhkan dan sedih ketika sudah tidak
diperlukan lagi.
Aku berusaha tidak menceritakan
keburukan-keburukan mereka, terserah mereka mau menceritakan apapun mengenai
aku, yang pasti sudah aku tanamkan dalam hati dan benak ku yaitu jangan balas
kejahatan dengan kejahatan, tapi balaslah kejahatan dengan kebaikan.
Beginilah nasib menumpang. Karena
terpaksa harus tinggal dengan orang lain. Pertama sih akrab, saling mengerti
satu sama lain, mengetahui kelebihan dan kekurangan masing-masing, menerima apa
adanya. Tapi setelah sekian lama bersama, mungkin rasa bosan dan tidak puas
muncul. Segala aib dibuka dan kebaikan mu tak bernoda sedikit pun. Tinggal
keburukan mu saja yang meninggalkan jejak.
Berstatus penumpang, sungguh tidak
mengenakkan. Kau akan serba salah apapun yang kau perbuat. Kau akan kesulitan
memposisikan diri, terletak di bidang yang salah atau benar.
Kalau mau menjadi penumpang atau
terpaksa menumpang karena keadaan yang memaksa, tanamkan sikap tahan bating
pada dirimu, sikap cuek tanpa sensitive sedikit pun. Pasang muka tebal, dan
mental baja untuk menahan segala kejadian yang tidak sesuai keinginanmu.
Karena status sebagai penumpang, kau
tidak akan pernah punya hak untuk berbicara, tidak punya hak untuk bersuara. Bahkan
tidak ada celah untuk membela diri atas kesalahan yang belum tentu kau perbuat.
Sungguh malang nasib orang yang menumpang, makan hati setiap hari dan
menumpahkan air mata tiada henti.
0 komentar:
Posting Komentar
sedikit coretan darimu sangat berarti untukku menjadi lebih baik lagi. apapun itu tumpahkanlah isi pikiranmu tentang tulisan ini, terimakasih